Jakarata — Kepala Pusat Pengembangan Literasi Digital Ibu Rizki Ameliah yang diwakili oleh Bambang Tri Santoso selaku Ketua Tim Literasi Digital Pemerintahan mengatakan, pentingnya keterampilan digital dasar di tengah pesatnya transformasi digital. Hal itu dikatakan Lokakarya Literasi Digital dengan tema "Peran Pemerintah dalam Menciptakan Para Pegiat Literasi untuk Lebih Melek dalam Sistem Literasi Digital Sekarang” di Pangkal Pinang secara daring. (15/5)
“Menghadapi trend teknologi yang selalu berkembang, sudah seharusnya kita membekali diri dengan penguasaan teknologi meski dimulai dari yang paling dasar. Jika tidak, kita akan dikalahkan oleh teknologi itu sendiri. Sudah banyak contoh semuanya serba otomasisasi yang sudah tidak lagi memerlukan tenaga manusia. Untuk itu penting kiranya generasi muda terutama harus belajar dengan cepat trend teknologi terkini agar tidak ketingalan kereta”.
Mengawali materi dikatakan bahwa, berdasarkan data tahun 2025, Indonesia mencatat lebih dari 365 juta perangkat gawai yang aktif, menunjukkan bahwa banyak individu memiliki lebih dari satu perangkat digital. Sementara itu, pengguna media sosial mencapai 143 juta, dan pengguna internet menyentuh angka 212 juta orang atau 74,6% dari populasi. Kementerian Komunikasi dan Digital RI terus memperkuat komitmen dalam meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia. Melalui Program Literasi Digital Nasional, pemerintah telah menjangkau lebih dari 30 juta warga dari 514 kabupaten/kota di 38 provinsi sejak 2021 hingga 2024.
Namun, kemajuan digital juga menghadirkan tantangan. Selama Oktober 2024 hingga Maret 2025, lebih dari 1,3 juta konten negatif beredar di media sosial, termasuk 233 ribu konten pornografi dan 5,7 juta konten perjudian online. Tak hanya itu, 48% perempuan Indonesia pernah mengalami penipuan digital, dan 1.791 kasus kekerasan berbasis gender online (KBGO) dilaporkan sepanjang 2024. Merespons kondisi ini, pemerintah menekankan pentingnya penguatan empat pilar literasi digital: Etika Digital, Budaya Digital, Keterampilan Digital, dan Keamanan Digital. Indeks literasi digital Indonesia pun menunjukkan peningkatan, dengan skor nasional 3,78 dari skala 5 pada tahun 2024.
“Literasi digital bukan sekadar kemampuan teknis, tapi juga mencakup pemahaman etis, budaya, serta perlindungan diri di dunia maya,” ujar Bambang Tri Santoso
Lebih lanjut dikatakan, Pusbang Literasi Digital BPSDM Kemkomdigi sekarang mengemas program literasi digital menyatu dengan program Micro Skill, pelatihan mandiri (self-paced learning) lewat platform, Digital Entrepreneurship Academy (DEA), pelatihan untuk masyarakat dan pelaku UMKM dan Thematic Academy (TA),specivik untuk kalangan/sektor tertentu serta berbagai inisiatif perlindungan anak di ranah daring yang diatur dalam PP No. 17 Tahun 2025 juga menjadi perhatian tersendiri. Masyarakat dapat mengikuti program ini secara daring melalui situs digitalent.komdigi.id untuk mendapatkan informasi dan pelatihan terkini .
Sementara itu, Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Doni Golput, S.E Dalam sambutannya menekankan pentingnya penguasaan literasi digital sebagai bagian dari kesiapan menghadapi era transformasi digital, yang sejalan dengan visi besar Indonesia Emas 2045. Ia menyatakan bahwa literasi digital tidak hanya berkaitan dengan kemampuan teknis dalam menggunakan perangkat, tetapi juga mencakup pola pikir yang inovatif, kritis, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi. “Melalui kegiatan ini, kami berharap peserta menjadi agen perubahan dalam membangun ekosistem digital yang sehat dan produktif, khususnya di Bangka Belitung” pungkasnya. (An)
Copyright 2025 Kementerian Komunikasi dan Digital