Stikosa AWS menjadi tempat penyelenggaraan Master of Training (MoT) Peningkatan Kapasitas Pendampingan Keberlanjutan Implementasi Desa Cerdas Nasional tahun 2025. Acara yang diadakan pada 20 Februari 2025 ini dan berlangsung selama dua hari berkat kerjasama Pandu Digital Indonesia dengan Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT) Republik Indonesia. Berlangsung secara luring acara ini diselerenggarakan di ruang multimedia kampus Stikosa AWS dengan didahului dengan acara pembukaan yang berlangsung di aula Dinas Kominfo Provinsi Jawa Timur, pada hari sebelumnya. Narasumber MoT adalah beberapa tenaga ahli dari Kemendes PDT, Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi), Relawan TIK, Pengelola Nama Domain Indonesia (Pandi), Assosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) Jawa Timur serta Ketua Stikosa AWS, Dr Jokhanan Kristiyono, M.Med.Kom.
Menurut inisiator kegiatan dari Pandu Digital Tingkat Madya, Hamzah Fathoni, peserta MoT yang hadir, berasal dari berbagai wilayah di Indonesia. Antara lain dari Kalimantan Selatan, Bengkulu, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Bali. Mereka akan diminta melaksanakan sosialisasi Desa Cerdas dan Menyusun Rencana Tindak Lanjut (RTL) dengan melaksanakan pendampingan di daerah masing-masing. “Sosialisasi dan pendampingan ini berlaku secara nasional untuk lokus-lokus yang sudah ditentukan oleh Kemendes PDT maupun desa yang secara swadaya menginginkan program ini” ujarnya.
Kabid Kemasyarakatan Desa Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Jatim, Drs Tri Yuwono, M.Si. dalam sambutan pengarahan mengatakan bahwa desa adalah pilar utama dalam perencanaan pembangunan nasional. UU No 6/2014 sudah mencanangkan desa sebagai subyek, bukan lagi sebagai obyek seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Oleh karena itu ia berpesan kepada para peserta MoT, sebelum masuk ke desa harus memahami betul seluk beluk tentang desa selain kompetensi yang dipunyai para pendamping desa dalam melaksanakan sosialisasi dan pemberdayaan. Ia melanjutkan, walaupun mempunyai 286 wilayah kepulauan namun Jawa Timur tidak termasuk dalam daerah 3 T (tertinggal, terdepan dan terluar) dalam skala nasional. “Dari 7.721 desa yang ada di Jawa Timur, 4019 desa atau 43,5 % merupakan desa mandiri. Yakni desa yang mempunyai ketersediaan dan akses terhadap layanan dasar, kegiatan sosial, kegiatan ekonomi, lingkungan, aksesibilitas dan administrasi pemerintahan yang sudah sangat baik. Atau desa yang sudah bisa mengelola sumber daya alam sendiri untuk meningkatkan kesejahteraan. Sisanya terdiri dari kategori desa maju sebanyak 2924 desa, kategori berkembang 778 desa dan tidak ada satu pun kategori desa tertinggal atau sangat tertinggal”, pungkasnya.
Dalam sesi Workshop/ Pelatihan di ruang multimedia kampus Stikosa AWS, berbagai materi disampaikan terkait dengan 6 pilar Desa Cerdas oleh masing-masing narasumber. Mulai dari strategi literasi digital untuk membangun Masyarakat Cerdas sebagai pilar utama, tata kelola cerdas, data mikro & SDG’s desa, tata kelola Bumdes, teknologi internet desa mandiri, lingkungan cerdas, kehidupan cerdas, praktek micro teaching dan sebagainya. Salah satu narasumber, Mujianto, S.E., M.T., sebagai kordinator program desa cerdas Kementerian Desa PDT memberi tips dan trik menarik bagaimana melakukan perencanaan, pendampingan dan pemberdayaan di desa. Ia memberi contoh desa Sri Mulyo di Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta yang sudah melaksanakan digitalisasi desa dengan sangat bagusnya. Desa ini merupakan desa percontohan pengelolaan desa terbaik se Indonesia dan banyak didatangi tamu-tamu mancanegara untuk belajar tata kelola desa.
Dalam kesempatan terpisah, Pandu Digital Madya yang juga Ketua Relawan TIK Jawa Timur, Muhajir Shultonul Azis, M.I.Kom mengatakan bahwa penyelenggaraan MoT berskala nasional ini sengaja memilih kampus Stikosa AWS sebagai tempat pelaksanaan kegiatan. “Stikosa AWS merupakan salah satu mitra Relawan TIK yang selama ini berkomitmen untuk bersama-sama melaksanakan pemberdayaan dengan Pandu Digital ke desa melalui program Desa Cerdas” ujarnya. Hal ini juga didukung oleh pernyataan Jokhanan yang mengkonfirmasi kerjasama dengan Pandu Digital Komdigi dan Relawan TIK Jatim sudah berlangsung lama.
Copyright 2025 Kementerian Komunikasi dan Digital